Artikel Awam
June 28, 2025
Deteksi Dini Kanker Paru: Langkah Penting Menjaga Kesehatan Paru Anda
Deteksi Dini Kanker Paru: Langkah Penting Menjaga Kesehatan Paru Anda
Cleopas Martin Rumende
Kanker paru adalah salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi di dunia dan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker. Di Indonesia, berdasarkan data Globocan 2022, jumlah kasus baru kanker paru menempati urutan ke-2 (9,5%) setelah kanker payudara (16,2%) dan kanker serviks (9%). Kanker paru, jika dideteksi sejak dini maka pengobatannya akan lebih efektif. Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kernungkinan seseorang terkena kanker paru. Dengan memahami faktor risiko tersebut dapat membantu untuk mengenali potensi terkena kanker paru dan selanjutnya dapa mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat (Gambar 1).
1. Demografi
Usia merupakan faktor utama untuk mengalami risiko kanker paru. Sebagian besar kasus kanker paru terjadi pada pasien yang berusia di atas 50 tahun. Riwayat keluarga (orang tua atau saudara kandung) yang mengalami kanker baik paru maupun kanker organ tubuh lainnya juga merupakan faktor risiko penting untuk mengalami kanker paru. Selain itu, jenis kelamin dan etnis tertentu juga dapat mempengaruhi tingkat risiko terjadinya kanker paru.
2. Merokok dan Polusi
Merokok adalah penyebab utama kanker paru, yang didapatkan hingga 85% kasus. Zat kimia beracun dalam asap rokok merusak jaringan paru-paru secara bertahap dan memicu perubahan (mutasi) genetik yang dapat menyebabkan kanker paru. Demikian juga dengan perokok pasif yang juga tidak luput dari risiko terkena kanker paru tersebut (Gambar 2). Selain itu, paparan polusi udara seperti asap kendaraan bermotor, partikel debu industri dan polusi dalam ruangan akibat pembakaran biomassa (seperti kayu atau arang) juga meningkatkan risiko terjadinya kanker paru.

3. Faktor Genetik
Faktor genetik memainkan peran yang signifikan dalam beberapa kasus kanker paru. Mutasi gen tertentu yang diwariskan dari keluarga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru. Orang dengan riwayat keluarga kanker paru harus lebih waspada dan perlu mempertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan rutin (Gambar 3)

4. Paparan Radon
Radon adalah gas radioaktif alami yang berasal dari peluruhan uranium di tanah dan batuan. Gas ini dapat meresap ke dalarn rumah melalui celah-celah di lantai dan di dinding. Paparan radon adalah penyebab utama kanker paru pada pasien yang bukan perokok dan sering kali tidak terdeteksi karena gas tersebut sifatnya yang tidak berbau.
5. Paparan Asbes
Asbes adalah bahan yang sering digunakan di industri konstruksi pada masa lalu. Paparan terhadap serat asbes dapat merusak jaringan paru dan meningkatkan risiko kanker selaput paru (mesothelioma). Risiko akan lebih tinggi pada pekerja yang terpapar tanpa alat pelindung diri.
6. Riwayat Penyakit Paru Sebelumnya
Pasien dengan riwayat penyakit paru seperti tuberkulosis (TB), fibrosis paru idiopatik atau penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru. Penyakit-penyakit ini menyebabkan kerusakan jaringan paru dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk perkembangan kanker paru.
7. Paparan Bahan Kimia Berbahaya
Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia seperti arsenik, nikel, kromium, cadmium atau hidrokarbon aromatik polisiklik (PAHs), yang sering ditemukan di lingkungan kerja, meningkatkan risiko kanker paru. Berbagai industri seperti pertambangan, pengolahan logam atau manufaktur memiliki potensi paparan yang lebih tinggi.
8. Gaya Hidup Tidak Sehat
Selain merokok, gaya hidup tidak sehat seperti kurangnya aktivitas fisik, pola makan rendah serat dan tingginya konsumsi alkohol juga berkontribusi terhadap risiko kanker paru secara tidak langsung. Gaya hidup sehat dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh dan menurunkan risiko terjadinya berbagai jenis kanker.
9. Infeksi Virus Tertentu
Beberapa virus seperti human papillomavirus (HPV), dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru dalam beberapa penelitian. Meskipun demikian, hubungan ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami mekanismenya.
10. Riwayat Terapi Radiasi
Individu yang pernah menjalani terapi radiasi di area dada untuk mengobati kanker jenis lain seperti limfoma atau kanker payudara, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru di masa mendatang.
Beberapa pemeriksaan yang diperlukan untuk mendeteksi adanya kanker paru yaitu foto rontgen dada, pemeriksaan low-dose CT Scan (LDCT) dan liquid biopsy.
A. Rontgen Dada (Chest X-Ray)
Rontgen dada sering digunakan sebagai pemeriksaan awal, meskipun kurang sensitif untuk mendeteksi kanker paru pada tahap dini (Gambar 4). Kelebihan foto rontgen dada dalam mendeteksi adanya kanker paru adalah biaya pemeriksaan nya murah dan tersedia luas. Foto rontgen dada dapat mendeteksi massa tumor dengan ukuran yang besar dan dapat juga mendeteksi adanya kelainan paru lainnya. Keterbatasan pemeriksaan foto rontgen dada adalah karena untuk mendeteksi kanker paru tahap dini menunjukkan akurasi yang rendah. Tidak direkomendasikan sebagai metode utama untuk deteksi dini kanker paru pada individu yang berisiko tinggi.
Gejala kanker paru pada tahap awal sering kali tidak jelas sehingga sering diabaikan dan bahkan bisa tanpa gejala. Beberapa gejala yang perlu diperhatikan yaitu :
· Batuk yang tidak kunjung sembuh dengan pengobatan atau bahkan semakin parah,
· Nyeri dada yang terasa saat menarik napas.
· Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas,
· Sesak napas atau suara serak,
Jika anda mengalami gejala-gejala tersebut, terutama jika disertai faktor risiko, segera konsultasikan dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut,
B. Low-Dose CT Scan (LDCT)
Low-Dose CT Scan adalah pemeriksaan utama untuk mendeteksi secara dini adanya kanker paru. Pemeriksaan radiologi dengan LDCT ini sangat efektif untuk mendeteksi kanker paru pada tahap awal. Pemeriksaan ini menggunakan dosis radiasi yang lebih rendah dibandingkan dengan CT scan konvensional, sehingga lebih aman untuk pemeriksaan rutin (Gambar 5).

Cara Kerja LDCT:
· Menggunakan teknologi pencitraan berbasis sinar-X dengan dosis radiasi yang lebih rendah dibandingkan CT scan konvensional.
· Mampu mendeteksi nodul kecil di paru yang sering tidak terlihat pada pemeriksaan rontgen dada
Low-Dose CT Scan adalah satu-satunya pemeriksaan yang terbukti secara ilmiah dapat mengurangi angka kematian akibat kanker paru dengan mendeteksi penyakit tersebut pada tahap awal.
C. Liquid Biopsy
Liquid biopsy adalah pemeriksaan genomik yang bersifat non-invasif untuk mendeteksi adanya kanker melalui pemeriksaan sampel darah. Pemeriksaan ini digunakan untuk mendeteksi biomarker spesifik seperti DNA tumor dalam darah (Circulating tumor cell / CTCs, circulating RNA/circ RNA, ct DNA, dll) yang dilepaskan oleh sel kanker ke dalam darah (Gambar 6).
Keunggulan pemeriksaan liquid biopsy dalam upaya deteksi dini kanker paru :
· Tidak memerlukan prosedur invasif, sehingga nyaman bagi pasien.
· Dapat mendeteksi adanya kanker paru, bahkan sebelum terlihat pada pemeriksaan radiologi, terutama untuk individu dengan berbagai faktor risiko.
· Dapat digunakan untuk skrining pada kelompok yang berisiko tinggi dan dapat digunakan sebagai pendamping pemeriksaan LDCT.
Meskipun penggunaannya dalam deteksi dini kanker paru masih dalam tahap pengembangan dan penelitian, liquid biopsy merupakan metode yang menjanjikan. Pemeriksaan LDCT dan liquid biopsy memberikan harapan baru untuk mendeteksi kanker paru secara dini, sehingga pengobatan dapat dilakukan sebelum penyakitnya berkembang leblh lanjut.
Kesimpulan
Kanker paru adalah jenis kanker yang sering didapatkan di masyarakat, sehingga penting untuk melakukan deteksi dini sehingga risiko komplikasi yang mungkin terjadi dapat dihindari dan penanganannya akan lebih efektif. Pemeriksaan LDCT dan liquid biopsy memberikan harapan baru untuk mendeteksi kanker paru secara lebih dini, sehingga pengobatan dapat dilakukan sebelum penyakitnya berkembang lebih lanjut. Lindungi diri anda dan keluarga dengan memahami berbagai faktor risiko serta menjalani pemeriksaan rutin jika diperlukan. Dengan tindakan yang tepat, kita bisa melawan kanker paru secara bersama-sama.
Recent Post
26 Jun 2025
28 Jun 2025
27 May 2025
28 May 2025
26 Jun 2025
43 Views